Minggu, 21 Februari 2016

[MOVIE REVIEW] Mommy(2014) : Indescribable Mom and Son Movie
15.30.00

[MOVIE REVIEW] Mommy(2014) : Indescribable Mom and Son Movie


Pertama muter ini film saya sempet heran, ini yang salah player nya apa video nya? Kok rasio nya 1:1? Kayak instagram jaman dulu. Ah, ternyata fillm ini memang menggunakan rasio screen 1:1. Cukup membingungkan buat saya yang memang tidak terbiasa nonton dengan rasio 1:1. Namun, mungkin di situ lah uniknya dan nanti juga bakal tau kenapa nya setelah nonton film ini.

Lagi-lagi Xavier Dolan. Iya, saya lagi penasaran penasarannya sama sutradara muda satu ini. Usianya boleh baru 26 tahun, tapi film-film nya, terutama dua film yang saya tonton (satunya Tom At The Farm) memperlihatkan kualitas sutradara asal Quebec, Kanada ini. Dan di film keduanya yang saya tonton ini, Dolan bener-bener mencuri hati, dan film ini bakal menjadi film Dolan favorit saya sepertinya. Seperti judulnya, Mommy berkisah tentang seorang ibu berstatus single parent bernama Diane (Anne Dorval) yang harus merawat puteranya yang berusia 16 tahun dan mengidap ADHD, Steve (Antoine-Olivier Pilon). Steve memang sangat sulit diatur. Dia tidak bisa diam, emosinya naik-turun, bahkan sering berbuat tindak kekerasan termasuk menciptakan kebakaran di asrama sehingga pihak asrama sudah tidak sanggup lagi. Diane meminta tetangga sebrang rumahnya, Kyla (Zuzanne Clement) untuk membantunya membimbing Steve dalam hal akademik. Dan disepanjang film diperlihatkan bagaimana Diane, Steve, dan Kyla ini menjadi sangat dekat, like a squad.




Keadaan pas-pasan, dan juga harus mengurus Steve yang mungkin tidaklah mudah bagi seorang Diane seperti memberikan kesan klaustrofobia kedalam film tersebut. Rasa sesak, terbatas, penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran menjadi sangat terasa sangat kental apalagi di dukung dengan rasio layar 1:1 yang dihadirkan oleh Dolan. Jenius. Film ini seperti rollercoaster, membawa emosi penontonnya naik-turun. Mengguncang dan menegangkan, tapi juga ada beberapa hal yang lucu di film ini. Beberapa hal yang ringan dan menggembirakan dipindahkan ke rasio layar yang lebih besar sehingga tidak terasa begitu menyesakan. Sungguh luar biasa Dolan ini, entah saya harus bilang apa lagi.

Di film ini, saya masih melihat bahwa Dolan masih berfokus kepada karakter dalam film. Semua karakter dimainkan sangat apik. Namun cerita dalam film ini juga sangat memikat. Anne Dorval benar-benar bisa membawa karakter dengan luar biasa, bagaimana menjadi Ibu yang sangat, sangat ingin melindungi anaknya, namun Dolan tidak membuat film ini menjadi melankolis cengeng yang membuat penonton nangis sepanjang film. This movie beyond that. Diane diperlihatkan bukanlah ibu kebanyakan yang menjadi panutan semua orang. Berbicara kasar, merokok, membentak, bahkan tidak sungkan untuk merayu atasannya untuk mendapat pekerjaan. Saling bentak dengan bahasa kasar pun terlihat antara Steve dan Diane. Bahkan di satu scene terlihat, Steve mencekik sang ibu yang dibalas sang ibu dengan memukulkan sebuah pigura pada kepala Steve. Sekilas nampak seperti hubungan yang merusak, tapi rasa sayang serta keterikatan keduanya justru bisa melebihi hubungan ibu-anak yang kita selalu anggap normal. Saling berkorban antara satu sama lain, memberi sentuhan kehangatan pada dramanya. Itulah yang saya rasa tidak bisa digambarkan tentang film ini. Indescribable movie.


Perasaan pedih dan hangat bergantian saya rasakan melihat dinamika antara Steve-Diane. Mereka saling memaki dengan bahasa kasar, namun terlihat bahwa mereka sangat menyayangi satu sama lain. Adegan di mana Steve dengan segala kekurangannya sangat ingin melindungi sang ibu sangatlah menyentuh. Tersirat pula Dolan sepertinya ingin memperlihatkan Oedipus Complex pada sosok Steve. Terlihat dari keintiman antara Steve dan sang ibu, dari tarian bahkan ciuman. Mungkin Dolan ingin memperlihatkan rumitnya hubungan ibu-anak ini, namun meyakinkan juga bahwa ibu dan anak ini saling menyayangi. Kehadiran Kyla juga membuat hubungan antar karakter semakin dinamis. Kyla sangat tertutup, Steve sangat terbuka, dan Diane seperti jembatan penghubung antara Kyla dan Steve. Kombinasi ketiganya sangat menarik, masing-masing memiliki masalah, namun mereka seperti menemukan kebahagiaan ketika bersama.



Film ini merupakan film kelima Xavier Dolan di umurnya yang baru 26 tahun. Pada film ini Dolan berhasil merangkum emosi dan cerita yang utuh dan juga memorable, juga sangat kuat secara tema. Twist yang juga sebenarnya gak saya harapkan tapi ternyata, rasanya seperti menohok. Saya sangat suka penggarapannya, penggunaan rasio 1:1, dan juga pemilihan lagu-lagu popular dari musisi-musisi popular seperti Oasis dan Lana Del Rey. Mommy memperlihatkan drama tekanan hidup tanpa digambarkan secara melankolis.  Standing Ovation for Dolan. Fix, Xavier Dolan jadi salah satu sutradara favorit saya. 

0 komentar:

Posting Komentar