Jumat, 08 April 2016

[MOVIE REVIEW] 10 Cloverfield Lane (2016): A Sequel or Not or What?
11.28.00

[MOVIE REVIEW] 10 Cloverfield Lane (2016): A Sequel or Not or What?


Diawali dengan kemunculannya trailer berjudul 10 Cloverfield Lane pada Januari 2016 lalu disusul dengan kampanye viral nya yang sempat mengejutkan dunia maya karena datang tanpa antisipasi dari hampir semua penggemar film dan para kritikus. Film ini disebut-sebut sebagai sekuel dari film Cloverfield (2008) yang menceritakan tentang (semacam) monster raksasa yang menghancurkan kota New York. Film Cloverfield cukup sukses dipasaran dan banyak yang mengharapkan sekuel atau spin-off dari film tersebut. Nah, apakah 10 Cloverfield Lane merupakan sekuel dari Cloverfield? Bagi kalian yang berencana menonton film nya, mending gak usah baca review dari manapun untuk menjaga pengalaman menonton kalian. Namun jika memutuskan untuk membaca review saya, jangan khawatir saya sih gak akan membocorkan plot-plot penting.


Film ini menceritakan tentang Michelle (Mary Elizabeth Winstead) yang pergi meninggalkan sang pacar dan diperjalanan dia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Ia terbangun dengan terikat rantai di sebuah bunker milik Howard (John Goodman). Howard meyakinkan Michelle bahwa dia aman di bunker tersebut, dan dunia luar telah ‘diserang’—entah itu Rusia, Korea Utara, atau bahkan Mahluk Mars, kata Howard—sehingga tidak aman lagi untuk dihuni.

Selain Michelle dan Howard, ternyata dalam bunker tersebut ada pula pemuda bernama Emmett (John Gallagher Jr.) seorang tetangga Howard yang berhasil menyelamatkan diri ke dalam bunker tersebut sebelum serangan terjadi. Keberadaan Emmett juga membuat dilemma Michelle yang di satu sisi merasa ada yang tidak beres dengan Howard, namun di sisi lain Emmett berkata bahwa dunia luar tidak layak huni, walaupun Emmett tidak begitu yakin.


Di film ini kita diajak untuk juga seperti Michelle, bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa Howard menyelamatkannya? Apa benar dunia luar sudah tidak layak huni? Naskah yang dibuat keroyokan oleh Josh Campbell dan Matthew Stuecken dengan polesan dari sutradara Whiplash, Damien Chazelle sukses membuat kita menerka apa yang terjadi atau malah tidak terjadi hingga akhir film. Sang sutradara, Dan Trachtenberg juga sukses dalam menjaga ritme film dengan sangat hati-hati, tanpa buru-buru. Setiap lapisan cerita diungkap secara tenang. Di setiap adegan pun dieksekusi dengan sangat baik tanpa tergoda menambahkan hal-hal yang konyol dan tidak penting ketika adegan puncak. Kalian akan dibawa dengan ketegangan yang tidak biasa, bahkan saya merasakan benar-benar sesak nafas sepanjang film hanya diberi istirahat sebentar saja ketika adegan-adegan santai. Atmosfer haunting dan misterius, ditambah dengan setting film di dalam bunker yang sesak  menambahkan kesan klaustrofobik. Dibalut dengan scoring yang bisa bikin kalian loncat-loncat sendiri saking tegang dan mengagetkan tapi tidak digarap secara berlebihan dari Bear McCreary. Bahkan suara buka pintu aja bisa bikin kaget.


Film ini sebenarnya lebih menitikberatkan kepada konflik psikologis dari setiap karakternya yang dibangun secara perlahan khususnya antara Michelle dan Howard. Michelle penasaran apa yang terjadi dan penasaran siapa Howard. Goodman sebagai Howard sukses membangun karakter seorang (antara) seorang maniak (atau seorang yang peduli?) dengan karakternya yang sangat, sangat membuat tidak nyaman. He’s so good!


Sangat terasa di awal hingga pertengahan film bahwa film ini dibangun perlahan, dan mungkin akan menjadi perdebatan karena bagi sebagian orang sangat membosankan, namun menurut saya, hal itu lah yang akan membuat kita penasaran apa sih yang sebenarnya terjadi hingga semua lapisan cerita akhirnya terungkap. Yang tidak bisa diabaikan tentu saja twist dari film ini yang mungkin akan (tetap) membuat kita penasaran sebenarnya film ini sekuel dari Cloverfield, atau malah prekuelnya, atau malah film ini ya gak ada hubungannya sama sekali dengan Cloverfield? Jika iya ini merupakan sekuel dari Cloverfield, film ini ada dalam kelompok istimewa di mana sekuel lebih bagus dibanding film terdahulunya. Dan tidak sia-sia setelah menunggu dari awal trailer keluar, saya puas dengan film ini. Worth to wait. Berharap ada film lanjutannya? Hell, yes!!!


1 komentar:

  1. How to Play Baccarat for Real Money or Win
    Baccarat is a game played with two teams 1xbet of two: the player with the best bet, the dealer with the best bet. A dealer is in 바카라사이트 charge septcasino of all bets, regardless of the result

    BalasHapus