[MOVIE REVIEW] Mommy(2014) : Indescribable Mom and Son Movie
Pertama muter ini film saya
sempet heran, ini yang salah player nya apa video nya? Kok rasio nya 1:1? Kayak
instagram jaman dulu. Ah, ternyata fillm ini memang menggunakan rasio screen
1:1. Cukup membingungkan buat saya yang memang tidak terbiasa nonton dengan
rasio 1:1. Namun, mungkin di situ lah uniknya dan nanti juga bakal tau kenapa
nya setelah nonton film ini.
Lagi-lagi Xavier Dolan. Iya, saya
lagi penasaran penasarannya sama sutradara muda satu ini. Usianya boleh baru 26
tahun, tapi film-film nya, terutama dua film yang saya tonton (satunya Tom At
The Farm) memperlihatkan kualitas sutradara asal Quebec, Kanada ini. Dan di
film keduanya yang saya tonton ini, Dolan bener-bener mencuri hati, dan film
ini bakal menjadi film Dolan favorit saya sepertinya. Seperti judulnya, Mommy
berkisah tentang seorang ibu berstatus single parent bernama Diane (Anne
Dorval) yang harus merawat puteranya yang berusia 16 tahun dan mengidap ADHD,
Steve (Antoine-Olivier Pilon). Steve memang sangat sulit diatur. Dia tidak bisa
diam, emosinya naik-turun, bahkan sering berbuat tindak kekerasan termasuk menciptakan
kebakaran di asrama sehingga pihak asrama sudah tidak sanggup lagi. Diane
meminta tetangga sebrang rumahnya, Kyla (Zuzanne Clement) untuk membantunya
membimbing Steve dalam hal akademik. Dan disepanjang film diperlihatkan
bagaimana Diane, Steve, dan Kyla ini menjadi sangat dekat, like a squad.
Keadaan pas-pasan, dan juga harus
mengurus Steve yang mungkin tidaklah mudah bagi seorang Diane seperti
memberikan kesan klaustrofobia kedalam film tersebut. Rasa sesak, terbatas,
penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran menjadi sangat terasa sangat kental
apalagi di dukung dengan rasio layar 1:1 yang dihadirkan oleh Dolan. Jenius. Film
ini seperti rollercoaster, membawa emosi penontonnya naik-turun. Mengguncang
dan menegangkan, tapi juga ada beberapa hal yang lucu di film ini. Beberapa hal
yang ringan dan menggembirakan dipindahkan ke rasio layar yang lebih besar
sehingga tidak terasa begitu menyesakan. Sungguh luar biasa Dolan ini, entah
saya harus bilang apa lagi.
Di film ini, saya masih melihat
bahwa Dolan masih berfokus kepada karakter dalam film. Semua karakter dimainkan
sangat apik. Namun cerita dalam film ini juga sangat memikat. Anne Dorval
benar-benar bisa membawa karakter dengan luar biasa, bagaimana menjadi Ibu yang
sangat, sangat ingin melindungi anaknya, namun Dolan tidak membuat film ini
menjadi melankolis cengeng yang membuat penonton nangis sepanjang film. This
movie beyond that. Diane diperlihatkan bukanlah ibu kebanyakan yang menjadi
panutan semua orang. Berbicara kasar, merokok, membentak, bahkan tidak sungkan
untuk merayu atasannya untuk mendapat pekerjaan. Saling bentak dengan bahasa
kasar pun terlihat antara Steve dan Diane. Bahkan di satu scene terlihat, Steve
mencekik sang ibu yang dibalas sang ibu dengan memukulkan sebuah pigura pada
kepala Steve. Sekilas nampak seperti hubungan yang merusak, tapi rasa sayang
serta keterikatan keduanya justru bisa melebihi hubungan ibu-anak yang kita selalu anggap normal. Saling berkorban antara satu sama lain, memberi sentuhan
kehangatan pada dramanya. Itulah yang saya rasa tidak bisa digambarkan tentang
film ini. Indescribable movie.
Perasaan pedih dan hangat
bergantian saya rasakan melihat dinamika antara Steve-Diane. Mereka saling
memaki dengan bahasa kasar, namun terlihat bahwa mereka sangat menyayangi satu
sama lain. Adegan di mana Steve dengan segala kekurangannya sangat ingin
melindungi sang ibu sangatlah menyentuh. Tersirat pula Dolan sepertinya ingin
memperlihatkan Oedipus Complex pada sosok Steve. Terlihat dari keintiman antara
Steve dan sang ibu, dari tarian bahkan ciuman. Mungkin Dolan ingin
memperlihatkan rumitnya hubungan ibu-anak ini, namun meyakinkan juga bahwa ibu
dan anak ini saling menyayangi. Kehadiran Kyla juga membuat hubungan antar
karakter semakin dinamis. Kyla sangat tertutup, Steve sangat terbuka, dan Diane
seperti jembatan penghubung antara Kyla dan Steve. Kombinasi ketiganya sangat
menarik, masing-masing memiliki masalah, namun mereka seperti menemukan
kebahagiaan ketika bersama.
Film ini merupakan film kelima
Xavier Dolan di umurnya yang baru 26 tahun. Pada film ini Dolan berhasil
merangkum emosi dan cerita yang utuh dan juga memorable, juga sangat kuat
secara tema. Twist yang juga sebenarnya gak saya harapkan tapi ternyata,
rasanya seperti menohok. Saya sangat suka penggarapannya, penggunaan rasio 1:1,
dan juga pemilihan lagu-lagu popular dari musisi-musisi popular seperti Oasis
dan Lana Del Rey. Mommy memperlihatkan drama tekanan hidup tanpa digambarkan
secara melankolis. Standing Ovation for
Dolan. Fix, Xavier Dolan jadi salah satu sutradara favorit saya.
0 komentar:
Posting Komentar