[MOVIE REVIEW] Tom At The Farm (2014) : A Haunting Psychosexual-thriller
Okay, let’s start to talk about
this movie.
(Pertama ketika akan meriview
film ini aku sempet bingung, mau menceritakan darimana dan apa yang mesti
diceritakan. Film ini terlalu menguras emosi dan pikiran sampe aku gak tau mau
mulai darimana.)
Film Tom At The Farm merupakan
film Xavier Dolan pertama yang aku tonton. Salah satu sutradara slash aktor
asal Quebec, Kanada, dan cukup diperhitungkan di ranah perfilman indie. Sempet beberapa
kali denger nama Xavier Dolan ini, tapi baru kali ini aku memberanikan diri
digging about him. Dan film ini merupakan salah satu film yang banyak direkomendasikan
untuk ditonton bagi yang gak familiar dengan sang sutradara, bahkan Peter
Bradshaw dari The Guardian pun merekomendasikan film ini. Dan begitu ditonton,
memang film ini, sesuatu.
Film ini bercerita tentang Tom
(Xavier Dolan) yang datang dari Montreal untuk menghadiri pemakaman pacarnya,
seorang pemuda bernama Guillaume. Tujuan Tom adalah sebuah peternakan dan
perkebunan di daerah yang terpencil dan sepi. Begitu sampai di rumah kelurga sang
pacar, ternyata ibu dari sang pacar, Agathe (Lise Roy), tidak tahu menahu
tentang siapa si Tom ini dan tidak juga mengetahui bahwa sang anak adalah
seorang gay.
Ternyata ibu si pacar tidaklah
tinggal sendiri, Agathe tinggal bersama anak tertuanya, Francis (Pierre-Yves
Cardinal) yang lagi-lagi Tom juga tidak tahu-menahu jika si pacar punya kakak. Francis
yang mengetahui adiknya merupakan seorang gay berusaha dengan segala cara
menyembunyikan kenyataan itu kepada ibunya, hingga berbohong bahwa sang adik
memiliki pacar perempuan, dan Tom diancam untuk tidak sekali-sekali membuka
mulut kepada ibunya jika dirinyalah yang merupakan pacar sang anak. Tom pun
menjalankan aktingnya sebagai ‘bukan pacar’ dibawah tekanan Francis.
Hal aneh mulai terjadi ketika Tom
bahkan tidak segera pergi dari farmhouse itu dan bahkan lebih memilih stay. Dia
seolah-olah terhipnotis dengan keanehan keadaan keluarga tersebut, dan
sepertinya emosi mulai terbangun dari Tom kepada Francis sebagai pengganti sang
pacar. Satu-satunya adegan yang memperlihatkan Tom frustasi kehilangan sang
pacar adalah ketika Tom sendirian di dalam mobil setelah pemakaman namun
setelah itu Tom terlihat baik-baik saja. Semakin hari Agathe terlihat semakin
kasar, dan Francis terlihat semakin mengintimidasi. Francis bahkan memukuli Tom,
namun di kemudian hari Francis merawat luka Tom akibat terkena batang jagung.
Ada satu momen dimana Francis meludahi mulut Tom, tapi di kemudian hari Francis
mengajari Tom cara memerah susu sapi. Ada scene dimana Francis memberitahu Tom
jika dia pernah belajar dansa, dan di situlah adegan yang haunting terjadi
ketika Tom dan Francis dansa dengan sangat, duh lumayan sulit menjelaskannya ya
sebenarnya, tapi terlihat Francis seperti sengaja membawa Tom ke suatu suasana
yang romantis tapi mengintimidasi. Intens.
Di sini mungkin Dolan ingin
memperlihatkan bagaimana potret stockholm syndrome. Tom dan Francis membenci satu
sama lain itu terlihat, tapi mereka juga terlihat ingin bersama satu sama lain juga,
flirting, ngamuk. Tom is a submissive to Francis. Terlihat jika Francis
menikmati dengan menyiksa Tom, dan Tom menikmati disiksa Francis. Francis tidak
membiarkan Tom pergi secara psikis, padahal Tom bisa aja pergi gitu aja kok dia
gak diiket di suatu tempat tertutup tapi Francis bisa membuat Tom tinggal, as he
pleased, tanpa paksaan. Francis merupakan seorang homophobic, kasar, bisa
menghajar siapapun yang bilang kalau adiknya gay, tapi Tom selalu dying to be
punched, or kissed, or marked in some way. Itu yang terlihat dari inti cerita
yang sepertinya ingin diperlihatkan Dolan.
Dolan berhasil mempertahankan
atmosfer mencekam di setiap scene nya. Aku bahkan deg-degan sepanjang film
padahal di dalam film ini tak begitu terlihat secara eksplisit kesadisannya,
tapi scene yang dark dan haunting dibalut scoring yang disturbing bikin aku
yang nonton deg-degan sepanjang film. Luar biasa. Score dari Gabriel Yared merupakan salah satu yang mendukung atmosfer film -selain akting para aktor yang fascinating- membangun energi mencekam. Sangat
intens. Memperlihatkan emosi setiap pemain dan juga bakal bikin kamu deg-degan
sepanjang film. Serius deh.
Keseluruhan film menurutku luar biasa
dibangun dengan apik walaupun aku agak terganggu dengan kehadiaran Sarah (Evelyne
Brochu) yang diceritakan sebagai ‘pacar bikinan’ yang juga teman kerja Tom.
Kehadiran Sarah seperti tidak menyatu dengan film, terlihat seperti cerita
tempelan. Mungkin akan bagus jika Sarah dihadirkan tidak di penghujung film
sehingga ceritanya tidak hanya numpang lewat meng ’kalemkan’ Agathe agar
percaya jika sang anak mempunyai pacar perempuan. Tapi ya diluar
ketidaksempurnaannya, film ini sangat luar biasa buat aku, dan Dolan baru
berumur 23 tahun ketika mendirect film ini. Mungkin itu juga kali ya yang
membuat dia diperhitungkan di jagat perfilman indie. Okay, sepertinya aku mulai
mencari film-film Dolan yang lain~~~
0 komentar:
Posting Komentar