[MOVIE REVIEW] Stanford Prison Experiment (2015) : “Because I know what you can become. –Daniel Culp”
Satu lagi film yang dapat
menggugah psikologi para penontonnya. Stanford Prison Experiment merupakan film
indie yang pertama kali tayang di Sundace Film Festival 2015 lalu dan
memenangkan Waldo Salt Screenwriting
Award dan The Alfred Sloan Feature
Film di festival tersebut.
Untuk menonton film ini, saya
sengaja tidak membaca review ataupun sinopsis dari film ini. Saya ingin
dikejutkan oleh ceritanya, dan juga oleh akting para aktor muda yang sedang
naik daun seperti Ezra Miller (We Need To Talk About Kevin), Ki Hong Lee (The
Maze Runner), Michael Angarano (Sky High), Moises Arias (Ender’s Game), Jack
Kilmer (Palo Alto), dan masih banyak lagi. Saya juga tidak pernah tahu menahu
apa itu Stanford Prison Experiment, yang ternyata merupakan kisah nyata dari
eksperimen yang pernah dilakukan seorang profesor di Stanford University pada
tahun 1971.
Film yang disutradarai Kyle
Patrick Alvarez ini dibuka dengan screening dibuatnya iklan koran yang
mengatakan: dibutuhkannya volunteer untuk sebuah percobaan dan setiap orang
akan dibayar $15 per hari untuk menjadi tahanan atau menjadi sipir. Beberapa
mahasiswa pun datang untuk interview dan tes kesehatan, mostly early 20, dinyatakan
sehat secara fisik dan mental juga tidak pernah memiliki catatan kriminal. Namun
para partisipan ini tidak diberitahu apakah mereka terpilih menjadi tahanan
atau sipir. Bahkan yang terpilih menjadi tahanan ditangkap seperti the real criminal,
tiba-tiba didatangi the real police dan dibawa ke Stanford County Prison yang
sengaja dibuat di basement Fakultas Psikologi Stanford University.
Diperlihatkan yang menjadi
tahanan semuanya diseragamkan, dan yang mengejutkan, para partisipan yang
terpilih menjadi tahanan menggunakan dress tanpa memakai pakaian dalam, dan
nama mereka diganti dengan angka. Disebutkan oleh sang profesor, Dr. Zimbardo (Billy Crudup),
bahwa para tahanan di feminiskan. Dan para partisipan yang terpilih menjadi
sipir diberi seragam lengkap dengan kacamata hitam dan juga nightstick.
Penelitian yang dijadwalkan selama 14 hari dianggap para partisipan akan sangat
membosankan. Namun di luar dugaan, setiap harinya bahkan setiap jam nya
merupakan mimpi buruk bagi para ‘tahanan’. Tanpa mengetahui waktu, ditambah
shift bergantian dari para sipir membuat para tahanan tidak mengetahui sudah
berapa lama mereka di dalam penjara tersebut.
This movie really blow my mind,
karena terlihat lama-kelamaan para mahasiswa ini masuk dalam karakter buatan
yang dilekatkan kepada mereka, terutama para sipir. Para sipir terlihat semakin
lama semakin agresif dan abusive secara mental maupun fisik. Salah satu sipir
yang menamai dirinya John Wayne (Michael Angarano) dengan aksen Southern nya terlihat
sangat mendalami karakter sebagai sipir dan dia terlihat yang paling abusive
dari sipir-sipir lain. Para tahanan pun terlihat semakin tertekan dan bahkan
tanpa sadar menganggap mereka sendiri memang sebagai tahanan. Diperlihatkan
bagaimana beberapa tahanan menjadi berontak dan bahkan berencana kabur karena
menurutnya percobaan tersebut tidak seperti percobaan seharusnya namun sudah seperti
penjara betulan. Ezra Miller sebagai
tahanan 8612 merupakan tahanan yang paling berontak dan akhirnya berhasil kabur
dari penjara tersebut.
Penelitian yang dijadwalkan
berlangsung dua minggu tersebut akhirnya hanya berlangsung sekitar 4 hari
karena terlihat bahwa para partisipan semakin tidak terkontrol dan juga adanya
protes dari calon istri sang profesor yang melihat bahwa penelitian tersebut
dapan membahayakan mental para partisipan.
Dalam film ini Alvarez berhasil
memanfaatkan space yang terbatas untuk menangkap shot yang terlihat sangat
rapi. Penggunaan close up para tahanan dan para sipir terasa memperlihatkan
kengerian film ini secara psikologis. Efek klaustrofobia sangat kental
dirasakan dalam ruangan sempit tersebut, tanpa diperlihatkan adanya jam untuk
menunjukkan waktu, dengan 3 ruangan tahanan yang sempit, Alvarez seolah
mengajak kita untuk juga merasakan apa yang akan terjadi, dan saya sangat
terkejut ketika hanya ada pemberitahuan Day 1, Day 2 untuk memberitau penonton
waktu penelitian tersebut. “Lha, itu tadi baru hari pertama?” merupakan
komentar yang lumrah ketika nonton film ini. Karena terjadi kepada saya dan
teman-teman saya yang juga nonton film ini. Satu hari berasa setahun mungkin
berlaku di film ini.
Film ini menurut saya cukup
berhasil memberikan kengerian tersendiri terhadap penelitian yang benar-benar
diadakan oleh Dr. Zimbardo. Dengan menonton film ini kita diperlihatkan,
bagaimana keadaan atau situasi dan pelabelan tertentu dapat merubah seseorang
menjadi sangat, sangat jahat tanpa mereka sadari. Film ini bagus sangat bagus,
kekurangannya hanya di bagian ending karena saya mengharapkan sesuatu yang
thrilling, namun berakhir ‘gitu deh’. Namun, meskipun endingnya tak se- BANG! yang
diharapkan, film ini bakal saya rekomendasikan kepada semua orang karena this
is a good one!
0 komentar:
Posting Komentar