[MOVIE REVIEW] Women in The Window (2021): Formula Hitchcock yang Gagal Eksekusi
Dari awal kemunculan teaser dan trailernya saja, film dengan sederet bintang papan atas hollywood ini sangat jelas mengambil formula Hitchcock dalam film Rear Window, namun sang sutradara menolak film nya disamakan dengan film sang maestro thriller tersebut.
Women in The Window menceritakan tentang seorang wanita bernama Anna Fox (Amy Adams), seorang psikologis anak yang mengidap Agoraphobia, ketakutan terhadap situasi yang tidak familiar dengan dirinya.
Fox pun takut untuk keluar rumah dan takut bertemu dengan orang lain yang tidak Ia kenal. Fox hanya bergaul dengan psikolognya, dr. Karl Landy (Tracy Letts), sang suami Ed Fox (Anthony Mackie), dan seorang pria yang kost di basement rumahnya, David (Wyatt Russell).
Karena keadaan itulah Fox mulai memperhatikan situasi di sekitar rumahnya melalui jendela. Kebiasaan unik Fox ini terlihat biasa saja hingga suatu saat, keluarga Russell pindah ke seberang rumahnya. Keluarga ini beranggotakan Alistair (Gary Oldman), Jane (Julianne Moore), dan anak mereka yang bernama Ethan (Fred Hechinger).
c. netflix |
Keluarga baru ini cukup menyita perhatian Fox karena dirinya merasa ada yang aneh dengan keluarga Russell. Keanehan ini pun terbukti ketika Fox melihat Jane ditusuk oleh Alistair. Fox pun menghubungi polisi dan berusaha untuk menyelamatkan nyawa Jane. Namun, ketika polisi datang, Fox dihadapkan dengan seorang “Jane” baru yang berbeda dengan Jane sebelumnya. Apa sebenarnya yang terjadi?
Dari sinopsis di atas dapat kita tebak bahwa posisi Fox dan juga kewarasannya sangat dipertaruhkan di sepanjang film. Di awal mungkin kita mengira bahwa Joe Wright akan menggunakan formula Rear Window dalam Women in The Window. Namun nyatanya, Women in The Window tidak semengejutkan itu.
Kita sudah dapat menebak jalan cerita dari awal paruh kedua film dimana banyak sekali petunjuk yang berceceran. Joe Wright (Atonement, Pride & Prejudice, Darkest Hour) terlihat bingung akan mengemas film ini sebagai thriller atau melodrama. Tidak ada ketegangan karena kejar-kejaran menyelamatkan diri, ataupun tidak ada ketegangan psikologi yang begitu berarti.
Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat film ini datang dari sutradara yang terkenal akan twist yang brilian pada film-film terdahulunya. Selain itu, deretan aktor dan aktris elit menjadi modal bahwa film ini seharusnya dapat menggebrak dan menjadi film yang akan dijagokan di musim awards.
Di departemen cast, Amy Adams pun patut diacungi jempol karena aktingnya sebagai Anna Fox walaupun tidak terlihat pengembangan karakter yang begitu berarti. Adams harus harap-harap cemas karena film ini bisa saja menjadi sandungan bagi karirnya.
Selain Amy Adams, Julianne Moore dan Gary Oldman yang tampil tidak terlalu lama patut sekali diacungi dua jempol. Mereka mampu memanfaatkan situasi dengan scene yang terbatas, namun sangat efektif.
Tokoh Ethan yang menjadi salah satu tokoh kunci malah tidak efektif. Tidak ada petunjuk yang memperlihatkan bahwa tokoh Ethan merupakan salah satu karakter penting. Sungguh disayangkan sekali.
Walaupun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, namun film ini masih layak dinikmati bagi para pecinta film thriller dan misteri. Tentu kita mengharapkan penggarapan plot yang lebih baik karena sebuah film tidak cukup hanya dengan visual yang menawan.
0 komentar:
Posting Komentar